Pernahkah
kau bercengkrama dengan semilir angin yang selalu tau kapan harus berhembus???
atau
Kuntum
bunga,yang tau kapan mekar,???
dialog yang
mengesankan antara bunga dan embun tercipta
ketika embun
menanyakan , “heii bunga mengapa kau selalu setia menunggu matahari???
Dengan lugas
ia menjawab “tentu aku selalu tegap menanti sapaan sang surya . karena untukku
penantian adalah perjuangan,bukti,bahkan perwujudan dari sesuatu yang dinamakan
setia,dan tulus.
Setia itu
tetap pada sesuatu yang dituju apapun halangannya ia akan tetap pada satu
keteguhan yang diyakini.. dan tulus adalah menganyam sesuatu tanpa peduli apa
yang akan terjadi,menikmati proses,menghargai setiap hal yang memang sudah
menjadi sebuah takdir yang harus dijalani,menerima segala hal dengan ikhlas..
jadi walaupun matahari harus gelap tertutup awan atau hujan sekalipun aku tetap
tak lelah menanti ia untuk bersinar kembali..
Lalu bunga
pun bersambut,ia juga bertanya pada embun “lantas mengapa kau juga begitu setia
merangkai hari ,kala pagi menjelang,Kau selalu hadir pada sela rerumputan??”
Embun pun
berucap “ini juga bentuk kesetiaanku . tuhan menciptakan apapun atas dasar
kebaikan ,maka,inilah rasa syukurku mewujudkan dalam bentuk kesetiaanku pada
sang
Permadani hijau ini agar aku dapat menjadi
penyejuk dalam kegersangan”..
Cerita
singkat yang kuciptakan ini adalah renungan dimana aku belajar menyayang tanpa
harus mengharap balasan.. jika tumbuhan
atau mahluk tuhan yang lain saja dapat sedemikian saling memahami dan saling
berkolerasi..mengapa kita yang diucap mahluk paling sempurna tidak bisa
demikian????
Jawabannya
adalah “EGOISME”
Pahami
dengan bijak
Rasakan
bagaimana ketika jiwamu bercengkrama dengan perasaan, selalu lakukan yang
terbaik untuk siapapun yang tersayang.. anything what you’r reason…
Diana Sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar